all about bali and culture
Posted by : Jukutbuangit.blogspot.com
Saturday, December 17, 2016
Punk merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Ini kisah saya ketika menjadi anak PUNK di denpasar
PUNK, terdengar begitu keren di tahun 2009 - 2011 ketika saya masih SMA di kampung saya dan setelah saya tamat bersekolah di kampung saya pergi merantau ke DENPASAR ibu kota Provinsi BALI.
Pada saat itu saya berumur 18 tahun dan berkuliah di salah satu Sekolah Perhotelan di Denpasar dan saat itu jiwa saya sedang labil ingin mencari teman sebanyak banyaknya karena saya yakin ketika saya merantau memiliki teman banyak adalah mutlak di perlukan untuk mambuat kita betah dan nyaman di Rantauan. Seiring berjalanya waktu minggu demi minggu pun berlalu dan sayapun memiliki cukup banyak teman. Saya merasa sangat nyaman berada di ibukota dan enggan untuk kembali ke kampung halaman.
Hari kami jalani dengan penuh canda tawa bepergian ramai ramai ribut di jalanan kemana mana membawa gitar dimana kita duduk disitu kita bernyanyi syalalalalalaaaa, heheee
Dan pada saat itu kita membentuk kelompok dan slalu pergi ke tempat wisata untuk mengamen dan menjadi anak PUNK. Kami selalu pergi ke tempat yg ramai di kunjungi dengan bermodlkan gitar kami mengamen untuk mendapat uang receh dan kami tidak pernah memperdulikan penampilan kami yg di bilang teman saya waktu itu adalah P.U.N.K Penampilan Urakan Namun Kreatif hahahahaaa
Sehabis kami mengamen kami membeli makanan rokok dan tak lupa minuman keras yg akan kami nikmati untuk menghabiskan malam, dan berulang terus setiap malam sampai akhirnya tugas kuliah menumpuk.
Kami tidak pernah loss contact dengan sesama anak PUNK kami selalu tau dimana mencari teman kami walaupun tidak menggunakan Ponsel kami tahu dmana teman kami berada, Mungkin sudah ada ikatan batin hehe
Setelah saya tamat berkuliah saya bekerja di sebuah hotel dan saya pun jarang mendapatkan waktu untuk bertemu teman teman sesekali kamu berkumpul di suatu tempat saya pun tidak lagi pernah ikut mengamen karena terbentur waktu bekerja. Sedih rasanya tapi teman saya berkata kejar cita citamu dulu kami mendukungmu. Disitu mata pun terasa berkaca kaca.
Sampai sekarang pun kami masih selalu bertemu dan kami sudah memikiki halangan masing masing ada yg sudah berbisnis sendiri sudah berkeluarga dan banyak lagi teman teman saya sudah punya usaha sablon sendiri dan warung malam.
Jadi kiranya jangan memandang anak PUNK dengan sebelah mata seperti yg dikatakan teman saya Penampilan Urakan Namun Kreatif itu memang masuk akal sebagian dari kami sudah punya usaha sendiri dan tidak banyak juga mereka berkecimpung di dunia seni. tapi jauh di dalam jika kami sudah lebih dulu merdeka dibandingkan indonesia. Kami selalu mengagap diri kami merdeka tanpa adanya peraturan di hidup kami tanpa ada beban dan kebersamaan kami sangatlah besar dan terjaga tanpa adanya iri hati satu sama lain.
Jadi jangan anggap remeh anak PUNK suatu saat presiden RI adalah salah satu dari KAMI
Jika salah kata mohon maaf
Baru blajar menulis